Dinasti Savoy: Dari Piemonte hingga Persatuan Italia – Dinasti Savoy atau House of Savoy merupakan salah satu keluarga bangsawan paling berpengaruh dalam sejarah Eropa, khususnya Italia. Dinasti ini berakar dari wilayah Savoy (sekarang masuk Prancis bagian tenggara dan Swiss) pada abad ke-11. Pendiri awalnya adalah Umberto I “the Whitehanded”, yang berhasil menguasai lembah-lembah strategis di Pegunungan Alpen.
Sejak awal, Savoy memiliki keunggulan geografis yang sangat penting. Wilayah kekuasaannya terletak di jalur perdagangan antara Italia, Prancis, dan Swiss, menjadikan keluarga ini kaya dan berpengaruh. Dengan menguasai jalur pegunungan, mereka mampu memainkan peran politik penting dalam hubungan antar kerajaan Eropa.
Pada abad pertengahan, Dinasti Savoy berkembang melalui perkawinan politik, aliansi, serta perluasan wilayah. Kekuatan mereka semakin besar ketika pada abad ke-15 pusat pemerintahan berpindah ke Torino (Turin), kota yang kelak menjadi pusat politik dinasti hingga masa persatuan Italia.
Piemonte sebagai Basis Kekuasaan
Memasuki abad ke-16, Dinasti Savoy memperkuat kekuasaannya di wilayah Piemonte, Italia utara. Piemonte menjadi jantung pemerintahan mereka karena lokasinya strategis, dekat dengan Prancis, Swiss, dan Lombardia.
Tokoh penting pada masa ini adalah Emanuele Filiberto (1528–1580), yang berhasil mengembalikan kekuatan dinasti setelah perang panjang melawan Prancis. Ia memindahkan ibu kota ke Turin, membangun benteng, serta memperkuat administrasi pemerintahan. Di bawah kepemimpinannya, Savoy berkembang menjadi kekuatan regional yang diperhitungkan.
Pada abad ke-18, Dinasti Savoy memperoleh gelar yang lebih tinggi. Victor Amadeus II berhasil menjadi Raja Sisilia pada 1713 berkat Perjanjian Utrecht, kemudian menukar wilayah itu dengan Sardinia. Sejak saat itu, dinasti ini dikenal sebagai Kerajaan Sardinia-Piemonte, salah satu kerajaan penting di Semenanjung Italia.
Peran Dinasti Savoy dalam Risorgimento
Risorgimento adalah gerakan nasionalisme Italia yang berlangsung pada abad ke-19, bertujuan menyatukan berbagai kerajaan kecil, negara kota, dan wilayah yang masih berada di bawah kendali asing seperti Austria. Dalam proses ini, Dinasti Savoy memainkan peran sentral.
Raja Victor Emmanuel II dari Sardinia-Piemonte menjadi tokoh kunci. Dengan dukungan perdana menterinya yang brilian, Camillo Benso, Count of Cavour, kerajaan ini memimpin gerakan penyatuan Italia. Strategi diplomasi Cavour berhasil mendapatkan dukungan Prancis dalam perang melawan Austria, salah satu penguasa asing terbesar di Italia.
Selain itu, gerakan rakyat yang dipimpin oleh tokoh revolusioner Giuseppe Garibaldi berhasil menaklukkan Kerajaan Dua Sisilia di Italia selatan. Wilayah tersebut kemudian diserahkan kepada Victor Emmanuel II, sehingga semakin memperluas wilayah yang bersatu.
Pada tahun 1861, Victor Emmanuel II secara resmi dinyatakan sebagai Raja Italia pertama, menandai keberhasilan Risorgimento dan lahirnya negara Italia modern. Dinasti Savoy dengan demikian bertransformasi dari penguasa regional menjadi pemimpin nasional.
Savoy dalam Sejarah Italia Modern
Setelah bersatunya Italia, Dinasti Savoy tetap memegang tahta kerajaan hingga pertengahan abad ke-20. Beberapa raja penting setelah Victor Emmanuel II antara lain:
-
Umberto I (1878–1900): Raja yang melanjutkan pembangunan nasional, namun pemerintahannya diwarnai gejolak sosial dan akhirnya ia dibunuh oleh seorang anarkis.
-
Victor Emmanuel III (1900–1946): Memerintah Italia dalam periode yang sangat sulit, termasuk Perang Dunia I, naiknya rezim fasis Benito Mussolini, hingga Perang Dunia II.
Victor Emmanuel III sering dianggap kontroversial karena tidak mampu menahan kekuasaan Mussolini. Meskipun akhirnya ia berbalik mendukung penggulingan Mussolini pada 1943, reputasinya sudah rusak.
Setelah Perang Dunia II, citra monarki merosot tajam akibat keterlibatan dengan rezim fasis. Pada tahun 1946, rakyat Italia melalui referendum memilih menghapus sistem monarki dan mendirikan Republik Italia. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Dinasti Savoy yang telah berlangsung hampir satu milenium.
Warisan Dinasti Savoy
Meskipun monarki berakhir, warisan Dinasti Savoy masih terasa hingga kini. Turin, ibu kota lama Savoy, masih dipenuhi bangunan bersejarah peninggalan dinasti ini, seperti Palazzo Reale (Istana Kerajaan Turin) dan Palazzo Madama.
Selain itu, dinasti ini juga meninggalkan pengaruh besar dalam pembentukan identitas Italia modern. Tanpa peran Victor Emmanuel II, Cavour, dan dukungan tokoh rakyat seperti Garibaldi, persatuan Italia mungkin akan tertunda lebih lama.
Secara budaya, Dinasti Savoy juga mendukung perkembangan seni, arsitektur, dan pendidikan di Piemonte serta wilayah sekitarnya. Banyak tradisi pemerintahan modern Italia berakar dari sistem administratif yang dibangun oleh Savoy pada abad ke-18 dan 19.
Meskipun keluarga kerajaan Savoy diasingkan setelah penghapusan monarki, mereka akhirnya diizinkan kembali ke Italia pada awal abad ke-21. Namun, hingga kini Italia tetap mempertahankan sistem republik, sehingga Savoy hanya dikenang sebagai bagian dari sejarah.
Kesimpulan
Dinasti Savoy adalah salah satu dinasti paling penting dalam sejarah Eropa, khususnya Italia. Berawal dari wilayah pegunungan kecil di Savoy, mereka berkembang menjadi penguasa Piemonte, kemudian Raja Sardinia, hingga akhirnya memimpin proses Risorgimento yang menyatukan Italia.
Peran Victor Emmanuel II sebagai raja pertama Italia menjadikan Savoy sebagai dinasti yang dikenang sebagai pemersatu bangsa. Meski monarki berakhir pada 1946, jejak Dinasti Savoy masih terlihat dalam arsitektur, budaya, dan identitas nasional Italia.
Dengan segala pencapaian dan kontroversinya, Dinasti Savoy tetap menjadi simbol perjalanan panjang Italia dari kerajaan-kerajaan kecil menuju negara bangsa yang modern.